5 Kalimat yang Dapat Merusak Cinta Anda
Di dalam menjalin hubungan interpersonal yang mendalam, kadang beberapa orang menggunakan kalimat-kalimat yang dapat membangkitkan pasangan kita untuk mengenal kualitas dari hubungan mereka. Kalimat-kalimat tersebut kadang justru dapat memukul balik dan dampak dari harapan yang di inginkan dapat melenceng jauh, hubungan dapat rusak atau menjadi salah satu penyebab terbentuknya awal dari pertengkaran bila penyampaian tidak tepat.
Beberapa pernyataan tersebut adalah;
1. “Apakah kau mencintaiku?”
Tidak salah kedengarannya dengan kalimat diatas. Beberapa orang menginterpretasikan pertanyaan tersebut dalam bentuk konotasi negatif. Pertanyaan diatas lebih pada judgment dibandingkan dengan harapan dari si penanya. Beberapa orang menggunakan kalimat tersebut dengan harapan orang yang dicintai dapat mencintai dirinya dan begitupun sebaliknya, akan tetapi maksud pertanyaan tersebut lebih berkesan pada penyerangan karakter; orang yang ditanya merupakan orang yang tidak mencintai dirinya sehingga perlu dipertanya secara jelas. Pria merasa tidak nyaman bila mendapat pertanyaan seperti itu. Pria tidak menyukai bila ia harus mengeluarkan ungkapan emosi secara nyata. Bagi pria mencintai tidaklah harus dengan ungkapan kata-kata yang berkisar pada permainan emosi.
Seharusnya: “aku mencintaimu”
2. “Apa yang membuatmu mencintaiku?”
Beberapa pertanyaan yang kelihatan konyol kadang juga dilontarkan ketika pasangan merasa mulai jenuh dengan hubungan selama ini. Beberapa pasangan merasa perlu melontarkan pertanyaan seperti itu, hal ini disebabkan mulai adanya kejenuhan dalam komunikasi yang dirasakan semakin tidak nyaman dikeduabelah pihak. Beberapa pasangan berusaha menciptakan komunikasi dengan pertanyaan-pertanyaan tertentu dengan tujuan untuk menemukan suasana yang berbeda, awalnya pertanyaan tersebut digunakan untuk menemukan bahan percakapan yang menarik. Lain halnya ketika pertanyaan dilontarkan justru menambah keruhnya suasana. Tidak semua pertanyaan dapat menimbulkan interpretasi yang sama atau sesusai dengan harapan dari si penanya. Jawaban yang didapat malah justru bertantangan balik. Anda tidak perlu menanyakan hal spesifik penyebab seseorang jatuh cinta kepada Anda. Pertanyaan tersebut malah menunjukkan suatu keraguan dalam diri Anda untuk dicintai secara utuh.
Seharusnya: “aku sangat membutuhkanmu”
3. “Apakah ia lebih hebat dariku?”
Suatu obrolan mengenai orang lain dalam hubungan cinta dapat menimbulkan kecemburuan yang mendalam. Pesan cemburu dapat di ekspresikan secara positif atau sebaliknya. Banyak pesan negatif dapat merusak hubungan, misalnya dengan marah, menjaga jarak, curiga dan sebagainya. Banyak pasangan menganggap suatu ancaman bila pasangannya menceritakan suatu kelebihan yang dimiliki oleh orang lain. Jika cerita itu dimaksudkan suatu kritik untuk pasangan agar pasangan tersebut dapat mengerti kebutuhan salah satunya, Anda tidak perlu marah atau melakukan reaksi tertentu dengan ekspresi atau bahasa tubuh tertentu sebagai penolakan.
Seharusnya: “ajariku mencintaimu”
4. “Sepertinya pekerjaanmu tidak akan pernah selesai”
Banyaknya kesibukan yang dilakukan oleh setiap pasangan kadang mempengaruhi keintiman keduabelah pihak. Kesibukan menyita waktu perhatian, kasih, peduli, dan kebersamaan. Beberapa pasangan menggunakan alasan pekerjaan sebagai dalih untuk menghindar dari “kejaran” pasangannya. Lelah, kertas kerja yang menumpuk, dan jadwal yang padat, sering digunakan sebagai alasan untuk menolak kencan. Kesibukan pasangan kadang membuat kita merasa terabaikan, seperti mempunyai pasangan selingkuh baru, pekerjaan telah membuat kita merasa dilupakan. Anda tidak perlu marah bila pasangan mulai melupakan Anda sejenak.
Seharusnya: “aku menunggumu mengajakku keluar untuk makan malam”
5. “Berikan aku sedikit waktu untuk tenang”
Ketika pasangan mulai mengeluh perihal tertentu yang sangat mengganggunya di luar rumah, kebanyakan pasangan menganggap hal tersebut adalah hal yang tidak wajar untuk dibicarakan, tetapi sebenarnya adalah sebuah isyarat untuk ditangkap; bahwa pasangan ingin didengarkan keluhannya. Anda tidak perlu sebuah rumus pemecahan masalah, melainkan sebuah empati untuk mendengarkan.
Seharusnya: “aku membutuhkan dukunganmu”
Kalimat Reaksi | Interpretasi negatif | Reaksi yang didapat |
---|---|---|
Kalimat Reaksi | Interpretasi negatif | Reaksi yang didapat |
Apakah kau mencintaiku? | Kau mulai meragukan cintaku | Apakah aku harus menjelaskan setiap saat setiap kali engkau menanyakan hal seperti itu? |
Apa yang membuatmu mencintaiku? | Kau mulai berpikir macam-macam tentang hubungan ini dan mulai meragukan cintaku | Apakah aku harus menyebut satu-persatu darimu yang kusukai? |
Apakah ia lebih hebat dariku? | Kenapa kau tidak menyadarinya? Aku benar-benar menginginkan kau dapat melakukan seperti itu! | Ya, hanya saja kau tidak pernah mengerti. |
Sepertinya pekerjaanmu tidak akan pernah selesai | Kau tidak pernah mengerti apa yang sedang aku lakukan. Kenapa kau tidak menghargai apa yang sedang kulakukan? | Apalagi yang harus kulakukan untukmu? |
Berikan aku sedikit waktu untuk tenang | Aku tidak berarti apa-apa dan cukup mengganggumu bukan? | Ya, kehadiranku sangat mengganggu. Kau butuh istirahat yang cukup. |
– |
Penulis
Sayed Muhammad adalah lulusan psikologi Universitas Islam Indonesia, ia adalah perintis dan penulis tetap di website ini. Beberapa pengalamannya pernah mengajar di STAIN Malikussaleh untuk bidang studi psikologi pendidikan,
Leave a Reply
Be the First to Comment!