Fetishisme Transvestik – Paraphilia
Transvestitism, atau fetishisme transvestik adalah penyimpangan seksual yang dialami oleh individu heteroseksual (pada pria) untuk menggunakan pakaian wanita (cross-dressing) untuk meningkatkan atau mendapatkan gairah seksualnya. Penderita fetishisme transvestik tidak selalu tertarik dengan pakaian-pakaian pasangannya, melainkan juga pakaian orang lain yang tidak dikenalnya ―meskipun ia masih bisa berfantasi dengan pasangan tetapnya.
Penyimpangan seksual fetishisme transvestik dapat berupa;
• Menggunakan celana dalam wanita
• Menggunakan pakaian wanita secara lengkap, baju, rok sampai pada bra dan celana dalam
• Menggunakan rambut palsu wanita
• Menggunakan make up; lipstik, eye shadow dan pemerah pipi
Penderita fetishisme transvestik dapat merasakan kepuasan seksual dengan memakai pakaian atau perlengkapan wanita. Beberapa diantara mereka menggunakan pakaian wanita sebagai cara menciptakan kenyamanan ―mengurangi kecemasan, agar dapat bersikap santai atau sebagai suatu eksperimen dengan sisi feminin yang mereka miliki.
Seiring dengan bertambahnya usia, kecenderungan untuk mendapatkan kepuasan melalui cara-cara seperti ini berkurang atau bahkan hilang. Beberapa kasus dalam skala kecil fetishisme transvestik juga dapat muncul pada usia lanjut.
Di Indonesia, gangguan fetishisme transvestik sering dikenal dengan sebutan bencong atau waria. Prognosis gangguan fetishisme transvestik yang terus berlanjut mengarah pada transeksualisme; yaitu keinginan untuk mengganti kelamin menjadi lawan jenis. Bila transeksualisme dapat diwujudkan maka kepuasan seksual tidak lagi di dapat dengan memakai wanita.
Leave a Reply
Be the First to Comment!