Mendidik Anak dengan Sepenuh Hati

Mendidik atau mengasuh anak dengan sepenuh hati itu artinya mendidik anak dengan pendidikan Islam. Hanya dengan pendidikan Islam saja orangtua akan mampu menjawab tujuan dan hikmah yang Allah Subhanahu wa Taala maksudkan dari diciptakan dan diamanahkannya anak-anak kepada kita. Allah Azza wa Jalla menciptakan manusia dengan membebankan di atas pundaknya berbagai taklifah (tugas), memberinya perintah, larangan, wasiat, dan berbagai ujian. Hanya dengan Pendidikan Islam saja orangtua orangtua akan dimampukan oleh Allah Taala untuk membiasakan anak-anaknya sejak dini melaksanakan semua kewajiban yang diperintahkan-Nya, menjauhi semua larangan-Nya, melaksanakan seluruh wasiat-Nya, dan bersabar menghadapi segala cobaan dan ujian-Nya.Mendidik atau mengasuh anak dengan sepenuh hati itu artinya mendidik anak dengan pendidikan Islam. Hanya dengan pendidikan Islam saja orangtua akan mampu menjawab tujuan dan hikmah yang Allah Subhanahu wa Taala maksudkan dari diciptakan dan diamanahkannya anak-anak kepada kita. Allah Azza wa Jalla menciptakan manusia dengan membebankan di atas pundaknya berbagai taklifah(tugas), memberinya perintah, larangan, wasiat, dan berbagai ujian. Hanya dengan Pendidikan Islam saja orangtua orangtua akan dimampukan oleh Allah Taala untuk membiasakan anak-anaknya sejak dini melaksanakan semua kewajiban yang diperintahkan-Nya, menjauhi semua larangan-Nya, melaksanakan seluruh wasiat-Nya, dan bersabar menghadapi segala cobaan dan ujian-Nya.
Mendidik anak dengan sepenuh hati juga berarti orangtua mendidik anaknya dengan ikhlas. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala,Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah T dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena menjalankan agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).(QS Al-Bayyinah:5); Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan demikianlah diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim).(QS Al-Anam:162-163).
Ikhlas mengasuh anak itu artinya mengesakan Allah Taalahanya mengharapkan rahmat, karunia, ridha Allah Taala saja, hanya melakukan yang diperintahkan, lebih disukai dan mendatangkan rahmat, karunia, dan ridha-Nya dan tidak melakukan karena dilarang, sangat tidak disukai, dan mendatangkan murka dan adzab-Nyadalam tujuan dari pengasuhan yang kita lakukan. Mengasuh anak dengan ikhlas artinya kita harus membersihkan segala kegiatan pengasuhan anak dari pandangan makhluk, dan dari segala macam yang dapat mengotori hati seperti mengharapkan pandangan yang bagus, pujian, pengagungan, harta, pelayanan, kasih sayang, dan pemenuhan harapan dari manusia, menghindari ejekan dan celaan dari manusia, dan bentuk-bentuk lain dari alasan-alasan atau kotoran-kotoran hati yang disebabkan adanya keinginan kepada selain Allah Subhanahu wa Taala, apa pun bentuknya.
Mengasuh anak dengan ikhlas artinya mengusahan dengan sungguh-sungguh agar pemberian yang kita lakukan hanya karena Allah Taala semata (ikhlas), larangan yang kita lakukan hanya karena Allah Azza wa Jalla, cintanya hanya karena Allah, bencinya hanya karena Allah, dan seterusnya. Semua itu harus dijaga dengan ketat agar kita tidak akan menyesal atas kebaikan yang telah kita perbuat. Bisa jadi kita akan menemukan manusia yang membalas perbuatan baik kita kepadanya dengan balasan yang sebaliknya yaitu keburukan. Meskipun mereka adalah orang-orang Islam, tetapi banyak di antara mereka yang tidak berkepribadian Islami dan tidak berakhlak mulia. Agar kita tidak gundah dengan perbuatan buruk orang lain, maka ikhlaskanlah seluruh perbuatan kita hanya untuk Allah. Maka dari itu, ketika kita berbuat baik kepada anak-anak kita, jadikanlah tujuannya adalah pahala dan ridha Allah Taala, agar kita tidak akan menyesal dan kaget dengan tingkah laku mereka.
Mendidik anak dengan ikhlas sangat penting dimiliki orangtua untuk menghadapi ketentuan Allah Subhanahu wa Taala bahwa Hidayah tidak diberikan kecuali oleh Allah Azza wa Jalla, sebagaimana firman-Nya, Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (QS Al Qashash:56). Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat oetunjuk dan barangsiapa disesatkan oleh Allah, maka mereka itulah orang-orang yang merugi.(QS Al-Araf:178).
Setiap orangtua harus tahu dan yakin bahwa yang bisa memberi petunjuk (hidayah) hanyalah Allah Subhanahu wa Taala. Yang perlu kita lakukan berdua sebagai orangtua, untuk kebaikan anak, hanyalah mencari sebab-sebab datangnya hidayah dan menunaikan kewajiban-kewajiban terhadap anak yang telah Allah Taala tetapkan. Sehebat apa pun kita sebagai orangtua, kita sama sekali tidak punya andil dalam memberi hidayah kepada anak. Upaya terjauh yang dapat kita lakukan hanyalah mempersiapkan sebab-sebab datangnya hidayah.Itu saja. Dalam hal ini, semua orang sama, tidak peduli apakah ia seorang Nabi, Rasul, Raja, Pemimpin, Pejabat, atau lainnya.
Jadi, karena tahu dan yakin bahwa petunjuk ada di tangan Allah Azza wa Jalla, sebagai orangtua mari kita senantiasa berdoa kepada Allah agar dikaruniai keturunan yang baik, barakah, dan jauh dari kejelekan. (lihat QS Al Furqan:74; Maryam:5-6; Ali Imran:38; Al Baqarah:128; Ash Shaffat:100; Ibrahim:35; Al Ahqaf:15).

Leave a Reply
1 Comment on "Mendidik Anak dengan Sepenuh Hati"
Indahnya berbagi. Perlengkapi anak remaja anda dengan rasa kepercayaan diri yang baik. Berikan motivasi yang membangkitkan semangat juangnya. Bagi para orangtua yang mempunyai anak remaja usia 9 thn – 18 thn, ada cd motivasi anak remaja yang bisa anda dapatkan secara gratis dari coach Haryanto Gianto (Motivator Anak dan Remaja) di http://www.cdmotivasianak.com/pemesanan