Terjebak Penyalahgunaan Narkoba
Beberapa faktor kondisional yang mempengaruhi individu untuk menggunakan narkoba dan terjebak di dalam lingkaran setan tersebut
1 Faktor Kepribadian.
Self control yang buruk Individu yang yang mecoba-coba menggunakan narkoba biasanya memiliki sedikitnya pengetahuan akan narkoba baik minim atau secara menyeluruh akan efek-efek bahaya yang ditimbulkan oleh narkoba, atau setidaknya norma-norma dan hukum melarang akan penggunaan narkoba. Individu tersebut tidak dapat mengontrol keinginannya untuk mencobanya, sikap impulsive dengan didorong oleh rasa tahu yang kuat akan mempengaruhi self knowledge sehingga ia menjadi terjebak dalam ketergantungan obat-obatan tersebut
Adjustment yang tidak tepat Individu yang mengalami benturan-benturan konflik yang menimbulkan frustrasi membuat individu melakukan kompensasi dengan terlibat dalam penyalahangunaan narkoba sebagai bentuk tension reduction. Biasanya individu yang tidak biasa dalam menghadapi penyelesaian masalah cenderung untuk menggunakan narkoba, hal ini disebabkan individu melakukan maladjustment akibat pengalaman-pengalaman dalam making decision (mengambil keputusan) untuk menyelesaikan permasalahan dirinya. Kecemasan yang ditimbulkan oleh konflik individu tersebut dapat menguranginya dengan mengkonsumsi narkoba.
Pleasure principle Individu yang terbiasa pada kesenangan semata justru menghindari permasalahan yang lebih ruwet, biasanya mereka lebih menyukai penyelesaian masalah secara instan, praktis atau membutuhkan waktu yang singkat. Mereka tidak terbiasa bersikap sabar, telaten, ulet atau berpikir konstruktif akan memilih cara-cara yang simple yang dapat memberikan kesenangan, narkoba memberikan rasa euphoria secara berlebihan.
2. Faktor Lingkungan
Masyarakat yang permisif dan indvidualis Lingkungan yang individualistik seperti yang terdapat dalam kehidupan kota besar cenderung kurang peduli dengan orang lain, dalam artian setiap individu hanya memikirkan permasalahan dirinya tanpa peduli dengan orang sekitarnya, biasanya orang-orang seperti ini selalu beranggapan bahwa yang penting bukan dirinya, saudara atau familinya tidak terlibat narkoba maka ia tidak mau ambil pusing karenanya. Akibatnya banyak individu dalam masyarakat kurang peduli dengan penyalahangunaan narkoba ini yang semakin meluas pada remaja dan pada anak-anak.
Pengaruh teman Pengaruh teman atau kelompok juga berperan penting terhadap penggunaan narkoba, hal ini disebabkan sebagai syarat kemudahan untuk dapat diterima oleh anggota kelompok. Kelompok atau genk mempunyai kebiasaan perilaku yang sama antar sesama anggota. Jadi tidak aneh bila kebiasaan berkumpul ini juga mengarahkan perilaku yang sama untuk mengkonsumsi narkoba bersama pula.
Hukum yang terlalu ringan Hukuman sanksi yang diberikan kepada pengguna dan pengedar narkoba yang terlalu ringan juga mempengaruhi penggunaan narkoba secara meluas, apalagi bila terjadinya penegakan hukum yang kurang adil, misalnya individu yang kedapatan menggunakan narkoba dihukum ringan dengan cara membayar tidak akan efektif untuk memerangi penyebaran pengguna narkoba. Hukuman yang berat akan memberi efek jera pada pemakai atau pengedar dan juga mempengaruhi secara psikologis bagi masyarakat untuk menggunakan narkoba.
3. Faktor Keluarga
Kontrol keluarga Orang tua yang terlalu sibuk jarang mempunyai waktu mengontrol anggota keluarga (anak-anaknya). Anak yang kurang perhatian dari orang tuanya cenderung mencari perhatian dari luar, biasanya mereka juga mencari “kesibukan” bersama teman-temannya. Anak-anak abusive juga kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuanya, termasuk mengenal norma-norma yang seperlunya diperkenalkan sejak dini dari dalam keluarga.
Disiplin dan tanggung jawab Tidak semua penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh remaja dimulai dari keluarga yang broken home, hal seperti ini tidaklah tepat, semua anak mempunyai potensi yang sama untuk terlibat dalam penyalahangunaan narkoba. Pengenalan anak terhadap disiplin dan tanggung jawab akan mengurang resiko anak terjebak didalamnya. Anak mempunyai tanggungjawab terhadap dirinya dan orangtua dan juga masyarakat akan mempertimbangkan beberapa hal untuk mencoba-coba menggunakan narkoba.
4. Faktor Pendidkan
Kampanye kurang Kampanye sangat dibutuhkan untuk memberikan informasi akan bahayanya menggunakan narkoba. Pemerintah dan instansi terkait seharusnya berperan proaktif terhadap pencegahan penggunaan narkoba dikalangan generasi muda sebagai penerus bangsa karena dampaknya kesehatan akan mempengaruhi generasi muda di masa mendatang. Poster-poster anti narkoba seharusnya juga tidak menggambarkan dampak kematian, melainkan juga harus bersifat informatif yang berkenaan dampak dalam waktu singkat terhadap penggunaan narkoba.
Pendidikan di sekolah. Pendidkan akan bahayanya narkoba di sekolah-sekolah juga merupakan salah satu bentuk kampanye, kurangnyaa pengetahuan yang dimiliki oleh siswa akan bahayanya narkoba juga dapat memberikan andil terhadap meluasnya pengguna narkoba dikalangan pelajar.
Pengaruh teman sangat besar dalam terjebaknya penyalahgunaan narkoba, rasa ingin tahu individu dan pengaruh teman menjadikan sebagai dorongan yang kuat untuk mencoba terus narkoba hingga pada tingkat adiktif. Narkoba yang telah menjadi habituasi dalam tubuh akan semakin kuat dan membutuhkan dosis yang semakin tinggi pula untuk “mengejar kenikmatan” dimana yang sebenarnya terjadi organ-organ tubuh yang lain sudah terintoksikasi atau pada tahap kerusakan. Inilah yang disebut sebagai overdosis yang dapat mengakibatkan kematian.
Penulis
Sayed Muhammad adalah lulusan psikologi Universitas Islam Indonesia, ia adalah perintis dan penulis tetap di website ini. Beberapa pengalamannya pernah mengajar di STAIN Malikussaleh untuk bidang studi psikologi pendidikan.
Leave a Reply
Be the First to Comment!